Selasa, 07 Maret 2017

Sabtu, 18 Februari 2017

Rangga Pamayung

Keluarga besar Rangga Pamayung
Rangga Pamayung
Rangga Pamayung
Rangga Pamayung
Rangga Pamayung
Rangga Pamayung
Rangga Pamayung
Paguron seni bela diri Rangga Pamayung. 
Salam silat:
Hudang! Tandang! Meunang! 

Selasa, 14 Februari 2017

Rangga Pamayung

Rangga Pamayung
Rangga Pamayung
Rangga Pamayung, Rangga Pamayung, Rangga Pamayung,  Rangga Pamayung, Rangga Pamayung, Rangga Pamayung, Rangga Pamayung, Rangga Pamayung.

Rangga Pamayung

rangga pamayung
Rangga Pamayung
Inilah seni bela diri pencak silat Rangga Pamayung. Pencak silat yang berasal dari Kecamatan Cibingbin,  Kabupaten Kuningan.

Minggu, 12 Februari 2017

Cerita Rakyat_Kampung. Babakan, Desa. Wanoja

Kakek Sakti Pencari Kayu Bakar

      Dahulu kala ada seorang Kakek tua yang sedang mencari kayu bakar di dekat air terjun yang bernama Curug Babakan, air terjun yang berada di tengah-tengah bukit yang disebut bukit Haurseah. Saat itu suasana sekitar bukit sangat sunyi, tak ada suara aktivitas manusia selain suara Kakek yang sedang berusaha sekuat tenaga membelah bongkahan kayu dengan kampaknya. Saat itu, yang menemani Kakek berkerja hanyalah suara angin yang melewati sela-sela ranting pohon, suara gemuruh air terjun, dan kicauan burung-burung kecil.
Saat satu bongkahan kayu sudah terbelah menjadi beberapa bagian kecil, Kakek memutuskan untuk beristirahat. Kakek duduk sejenak di samping aliran air tak jauh dari air terjun. Kakek membasuh wajahnya dengan air dan sesekali meneguk air yang jernih itu.
    Setelah melepas lelah, Kakek memutuskan untuk kembali mencari kayu bakar. Kali ini Kakek tua itu mencari bongkahan kayu di srpanjang aliran sungai dekat air terjun. Karena menurutnya, kayu yang hanyut di sungai dan terselip diantara bebatuan akan mudah dibelah karena sudah lapuk. Tak lama mencari, akhirnya Kakek tua itu melihat tepat ke bawah air terjun. Ternyata benar ada sebuah bongkahan hitam yang di atasnya ditumbuhi dengan lumut hijau. Tanpa berpikir panjang Kakek langsung menghampiri bongkahan hitam itu, dan langsung menebaskan kampak di tangannya. Saat kampak menancap tepat di tengah bongkahan hitam itu, Kakek merasa kaget luar biasa, kaget yang amat sangat. Karena bongkahan hitam yang diduga kayu tersebut ternyata adalah ular besar yang sudah tua, ular yang memiliki badan sebesar sapi dewasa. Ular itu menggeliat kesakitan dan kepalanya langsung mengarah ke pada Kakek tua, ular itu marah dan hendak menyerang Kakek tua. Tetapi ternyata Kakek tua itu juga memiliki kesaktian yang dapat menjinakan ular besar, bahkan ular itu diobatinya. Dan ternyata setelah Kakek selidiki, ular itu tidak makan berbulan-bulan karena ular besar itu sedang menjaga puluhan anaknya yang bersembunyi dibawah badannya yang besar itu. Saking setianya menjaga sang anak, ular itu tidak pergi meninggalkan anaknya walau hanya sebentar, sebab itulah tubuhnya amat kotor dan ditumbuhi lumut.
      Karena Kakek tua merasa kasihan pada ular besar itu, Kakek berencana memindahkan ular besar itu ke tempat yang lebih aman. Hal itu Kakek lakukan demi menjaga ular besar dan anaknya itu. Selain itu, Kakek tua takut jikalau suatu saat ular itu dapat membahayakan warga sekitar. Hingga pada akhirnya, Kakek menggiring ular besar dan puluhan anaknya ke tempat yang menurutnya aman. Yaitu ke hutan sebelah barat daya bukit Haurseah, tepatnya ke daerah Curug Panyusuhan.
     Sesampainya di tepi sungai Cigunung, Kakek menyuruh ular besar dan puluhan anaknya menyebrangi sungai. Ular besar mengerti, dengan sendirinya ular besar itu membendung sungai Cigunung yang amat deras dengan menggunakan badannya yang besar, supaya puluhan anaknya tidak hanyut terbawa arus. Puluhan anak ular itu pun mulai berenang menyebrangi sungai. Setelah semua anaknya menyebrangi sungai, ular besar itu berhenti membendung sungai dan melanjutkan perjalanannya bersama Kakek tua yang sakti itu.
    Sesampainya di bawah air terjun yang dinamakan Curug Panyusuhan itu, Kakek tua meninggalkan ular besar dan puluhan anknya. Tetapi sebelum pulang, Kakek berpesan kepada ular besar, bahwa ia harus betah tinggal di tempat yang baru itu dan jangan sampai kembali lagi ke tempat yang sebelumnya juga jangan mengganggu manusia.
SELESAI.

Catatan:
      Cerita tentang Kakek dan ular, pertama kali Saya dengar dari Ibu Saya ketika Saya masih SD. Saya menulis cerita tersebut dengan taburan unsur fiktif. Dan Saya menulis ini semata-mata sebagi dokumentasi pribadi untuk mengenal masa kecil Saya dan kecintaan Saya terhadap kampung halaman tempat Saya dilahirkan. Saya sebut cetita ini sebagai cerita rakyat dari kampung kelahiran saya, Kampung. Babakan, Desa. Wanoja, Kecamatan. Salem, Kabupaten. Brebes, Jawa Tengah.
    Semoga cerita ini bermanfaat khususnya bagi Saya selaku penulis, umumnya bagi pembaca. Saya ucapkan terima kasih.


                                                                  Babakan, 22 Januari 2017


                                                                           Furkon Samba.

Jumat, 20 Januari 2017

Puisi Islami_Cinta Bersemi di Penjara Suci

Cinta Bersemi di Penjara Suci

Kini Aku tak merasa seorang diri lagi
Aku mulai mencari teman kesana-kemari

Tak terasa,  sudah lama Aku hidup di sini
Bukan hanya teman lelaki yang Aku miliki
Tetapi Aku juga mengenal santri putri

Kami mulai mencoba taarufan di sini
Hati pun merasa tak sendiri lagi
Cinta mulai bersemi di penjara suci
Inilah kenangan Indah,  yang akan Aku bawa sampai mati

(Furkon Samba, PP Bani Syahir).

Puisi Islami _Penjara Suci

Penjara Suci

Pertama injakan kaki
Aku merasa seorang diri

Tak lama Aku rasa
Bagaikan di penjara
Aku merasa dipaksa,
Aku merasa tersiksa

Lama-lama aku menyadari
Ini adalah penjara yang suci
Yang membuatku mengerti arti hidp ini
Yang menyadarkanku patuh,  pada perintah ilahi
Yang mengarahkan penghuninya ke jalan syurgawi
Penjara suci,  akan selalu Aku kenang dalam hati

(Furkon Samba,  PP Bani Syahir).